Laba Petrosea Melesat 97%

Perusahaan pertambangan dan migas Grup Indika Energy, PT. Petrosea Tbk (PTRO) membukukan laba bersih sebesar US$ 22,96 juta. Jumlah ini setara dengan Rp. 321 miliar (asumsi kurs Rp. 14.000/US$) sepanjang tahun lalu.
Laba bersih tersebut melesat 97% dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun sebelumnya US$ 11,63 juta.
Berdasarkan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), laba bersih tersebut ditopang dengan pendapatan yang juga naik tahun lalu.
Pendapatan PTRO tahun lalu tembus US$ 465,74 juta atau setara dengan Rp. 6,52 triliun, naik dari tahun sebelumnya US$ 313,47 juta.
Baca Juga: Saham Pertambangan Diperkirakan Akan Terkoreksi
Pendapatan terbesar perusahaaan yang juga dimiliki sahamnya oleh investor Lo Kheng Hong ini dari bisnis penambangan yakni US$ 264,52 juta, naik dari sebelumnya US$ 171,27 juta.
Pendapatan berikutnya yakni jasa sebesar US$ 68,29 juta, kendati turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya US$ 69,82 juta.
Bisnis lain yang naik signifikan yakni bisnis konstruksi yang naik menjadi US$ 67,49 juta dari sebelumnya US$ 12,30 juta.
Meskipun pendapatan dan laba naik, beban usaha juga membengkak menjadi US$ 392,62 juta dari sebelumnya US$ 267,77 juta.
Saham PTRO per akhir Desember 2018, dipegang oleh PT Indika Energy Tbk (INDY) sebesar 69,80% dan Lo Kheng Hong 13,43%, sisanya publik 16,77%.
Ruang lingkup kegiatan Petrosea yakni multi-disciplinary engineering, jasa konstruksi, contracting, jasa pertambangan, penyediaan perbekalan (logistik), dan peralatan untuk mendukung kegiatan industri migas, serta pertambangan dan pengembangan infrastruktur. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1972.